Entri Populer

Saturday, May 4, 2013

Siapa bilang :AKU CINTA PENDIDIKAN INDONESIA HAHAHAHAHA….(bag.II)


-->
  • ......alasan terpaksa inilah yang akan kita jadikan kambing hitam untuk mereka yang ingin melatih diri agar percaya diri untuk membaca dimana saja sesuka hati, tanpa malu alias tidakperdulli, toh udah biasa dilihatorang membaca dengan diawali oleh alasan disuruh ama guru, target beberapa halaman.
Makanyasaat memberi target misalkan pas setelah istirahat anda harus sudah baca tiga halaman buku diluaar kelas{iya} harus diluar kelas, jangan ada yang didalam ruangan seperti perpus, tapi diluar ruangan. Dikantin boleh. Iuntinya jangan ditempat tersemubunyi. Carilah tempat-tempat ramai atau paling membuat orang malu untuk tampil membaca. Misalkan anda suruh mereka ambil wilayah membaca sekitar lapangan olahraga. Atau mebaca diteras kelas. Maka akan terlihat menyenagkan bukan jika semuanya tekun membaca. Kalau ada yang mau ajak ngobrol sudah tentu akan seru tuh, pasti ada yang marah, karenangejar target bacaan, ada yang menikmati bacaannya dll. Mantap kan? Yah silahkan anda coba. Apalagi bagi anda yang mengajarkan hal-hal terkait hafalan dan pemahaman.hafalan bisa lewat mengajarkan membaca dulu secara rutin ditempat terbuka, serta pemahaman tinggal anda sendiri yang mengkreasikannya, bagaimana agar siswa memahami tanpa anda banyak ceramah, serta prses belajarnya menyenangkan. Mantap.
Setelah penjabaran ini, kalimat terpendeknya adalah membudayakan belajar. Kadag kalah kita lebih suka membacakan kalimat ini dari pada menerapkannya. Misalkan dikelas, kalau anda ingin menerapkannya, maka cara pandang anda yah,,, kira-kira tidak beda jauh dengan cara saya diatas, dengan praktik langsung. Tapi kalau anda tipe ceramah-an, atau teori-an banget orangnya. Maka anda lebih suka mengatakan kepada siswa anda “ kalian harus selalu membaca dirumah, sebab bla..bla…bla..blaa, budayakan membaca sebab bla…bla…bla..bla.., padahal itu bukanlah cara yang cerdas untuk mengajari siswa. Teori banget itu.
Untuk penjabaran tambahan, bahwa budaya belajar termasuk budaya membaca ini akan mempengaruhi pola hidup masyarakat. Sebab jika budaya kita jauh dari itu semua, semuanya memiliki budaya cari uang doang, caari hidup doang, maka jangan terlalu berharap pendidikan selalu teratas dari Negara lain.makanya budaya itu penting. Dan mulai merubah budaya masyarakat dengan sedikit penambahan budaya belajar, membaca ,dll. Itu teorinya….,entahlah teori apaan. Tapi penerapannya yah begitu, kayak yang saya jelasin diatas. Dan kalau anda tampil didepan, yang anda bicarakan bukan teori, tapi anda lakukan andalah bagaimana cara menghasilkan teori itu dari praktik. Brarti anda harus menciptakan praktik yang bisa menciptakan jawaban didalam diri siswa sehingga mereka berpikir, misalnya tentang budaya belajar itu tadi, setelah mereka mengalaminya sendiri, aka nada perasaan, kecintaan belajar, belajar jadi tren, penambahan ilmu pengetahuan akan menjadi kebutuhan setiap hari, sehngga mereka ekan dengan sendirinya berpikir bahwa ternyata membudayakan belajar itu bisa merubah pola pikir masyarakat, orang tua yang awalnya tidak memahami persoalan anaknya, akan memahami misalnya. Yah toh?, perlahan itu akan mengubah pola pikir dan kebiasaan. Dan pengaruhnya akan turun temurun. Sebab itu budaya. Ketika anda berhasil membuat suatu wilayah memiliki budaya membaca dimana saja, maka secara otomatis anda telah mengubah atau menambah budaya mereka. Dan itu akan diikuti oleh generasi peneus dengan perasaan bangga. Bayangkan saja, wilayah yanga awalnya malas membaca, tiba-tiba berubah memiliki taman atau tempat-tempat terbuka kayak temapt wisata untuk membaca, lantas perlahan berubah menjadi daerah membaca, lantas berubah menjadi masyarakat berbudaya membaca, lantas seterusnya dan seterusnya, apakah anda akan erpikir hal ini akan mati?, tidak, malah justru semakin berkembang. Dan itu anda bisa awali dari dalam kelas yang anda ajarkan cara belajar. Dan pada akhirnya mereka akan bicara satu kalimat :
ternyata budaya itu mengubah banyak hal, makanya kita membudayakan membaca.
Maka, anda bandingkan, jika teori itu anda bacakan, dengan jikat eori itu anda terapkan langsung lewat praktik tanpa menyinggung teori tapi bisa menghasilkan teori itu sendiri.
Bukankahakan jelas kelihatan teori yangdibacakan hana cukup sampe di mulut doang, atau malah dibililang ama siswa, “itu mah teori, praktiknya susah”. Nah,makanya setiap teori itu harus dijabarkan. Lalu pilij penjabaran paling sederhana yang bisa merangsang cara pikir siswa untuk menghasilkan teori itu/menyetujui teori itu.
Hal tertinggi saat hanya membicarakan teori atau hanya berputar-putar membahas teori itu adalah pemahaman hanya akan berhenti diatas kertas lalu hilang ditelan tong sampah.
  • Kalau yang olah raga sudah tentu merupakan waktu yang ditunggu-tunggu siswa Indonesia, karena itulah saatnya membuang stress dikelas. Tapi kalau olahraga masih banyak materia atau teori, maka rata-rata siswa kecewa tuh. Maka, bisa anda pakai cara ini. misalnya belajar ukuran lapangan.bisa anda buat lomba langsung ditengah lapangan, dengan lomba siapa yang paling cepat mengukur dan menuliskan ukurannya dipapan. Lalu,setelah itu, membagi beberapa karton besar bertuliskan ukuran. Diajak, dan disuruh berlomba menyusun ukuran itu dilapangan. Sehingga misalkan mereka dapat ukuran bla..ba..bla, maka mereka langsung berlari meletakkan ukuran itu dibagian lapangan sebelah mana. Mana yang tercepat dan yang paling benar yang menang. Tapi satu hal, jangan terlalu mencolok kalau anda itu menghina yang kalah. Tetap ada bentuk penghargaan disetiap usaha siswa.
  • Kalau seni bernyanyi atau melukis, anda harus targetkan mereka bisa membentuk group seni mereka sendiri. Dibidang nyanyi, bidang puisi, bidang karikatur, bidang tari. Agar mereka bisa mengekspresikan apa yang aa pada diri mereka. Tanpa anda harus banyak menteorikan bahwa seni adalah bla.bla..bla.., terpenting itu bentuk komunitas mereka. Lalu sediakan wadah buat mereka semua. Misalkan tampil disatu kegiatan sekolah. Seperti ulangtaun sekolah. Maka ada yang menampilkan nyanyian dari komunitas nyanyi. Ada yang pameran karikatur dari komunitas karikatur, ada juga pembacaan puisi dari komunitas puisi. Dan itu semua bisa anda mulai dari dalam kelas anda sendiri kok. Iotu sih jika andaa kepengen materi anda tidak sia-sia sampe diujian doing. Paling nggak pas mereka lulus, mereka memiliki komunitas tersendiri hasil dari kreatifitas seorang guru seperti anda. Toh anda tau sendiri rata-rata sisa yang telah lulus lalu menempuh jurusan masing-masing, merekapun melupakan semua yang pernah terjadi diSMA, apalagi pelajaran yang membosankan, jagan harap. Makanyaa lakukan pengajaran itu dengan cara yang mengesankan mereka. Terasa benar-benar mendidik. Pengalaman tampil itu lho…, pengalaman dipercayakan oleh seorang guru itu lho…., serta memahami setiap pelajaran dengan cara praktik dari pada ceramah dan teori doing, semua itu berakhir di ujian, sedangkan praktik berakhir dipengalaman yang paling menancap dilubuk hati paling dalam. Jadi silahkan saja memilih, pelajaran yang hanya terbekas dibuku tes atau terbekas dijidat mereka.

Catatan : berusahalah dalam mengajar itu lebih banyak geraknya siswa daripada menonton mendengrkan anda. Jikapun itu harus, maka hanya untuk materi paling inti, sedang selanjutnya adalah penerapannya. Cara menerapkannya.
Yang pasti, anda harus mengurangi intensita siswa yang menonton anda. Mengurangi ceramah, dan mengurangi tugas.mengurangi soal ujian semester. Mempermudah ujian mereka. Karena fokusnya anda bukan diujian, tapi dikualitas pemahaman mereka. Artinya, ketika fokusnya anda hanya bagus diujian, maka janganharap itu akan bisa bertahan dikepala siswa.
Hal yang saya pikirkan adalah, ketika siswa belajar, lantas kemudian ujiannya sulit banget, maka secara otomatis keinginan belajar siswa perlahan akan membelok arah tujuan dari tujuan awalnya{:dimana ia ingin memahami pelajaran, tapi karena mungkin kelambatan dalam memahami, maka membuat dirinya kesulitan}, disebabkan karena suasana yang membuat dirinya lebih mementingkan nilai misalnya, maka ia cukupkan belajar hanya sampe untuk ujian doang saja....lanjutkan membaca

No comments:

Post a Comment