Entri Populer

Friday, September 23, 2011

Kebimbangan

Mimpi Tua Terulang Lagi

Mimpi tua terulang lagi.sepertinya mimpi ini berulang beberapa kalidalam jangka waktu yang lama. Tapi kini akan menjadi titik balik aku merenungkan masa lalu yang tak tertentu, penuh risau dan terombang-ambing. Ada banyak hal yang mungkin tak sempat tercapai dan itu selalu menjadi beban pikiranku saat ini. Hal yang mungkin saja terjadi tapi aku rubah menjadi mustahil bagiku seiring berjalannya waktu.
Cahaya matahari disiang ini tak membuatku terganggu sedikitpun seperti kemarin. Karena ada hal yang lebih besar yang menjadi pusat perhatianku, seolah aku punya mimpi besar untuk melangkah lebih cepat kedepan. Kenderaan terlalu ribut dijalanan, begitu padat hingga begitu santainya aku menyeberangi jalanan yang lebar ini. mungkin bisa aku berdiri didepan sana membawakan sebuah lagu kemerdekaan hingga sopir-sopir keluar dari mobilnya serta pengendara motor turun ikut bernyanyi sampai jalanan terasa begitu menakutkan penuh semangat ingin keluar dari kebiasaan yang sangat menyiksa ini. Terasa seperti tempat yang sakral seketika dengan alunan suara seperti prajuit perang yang meneriaki musuhnya hingga musuhnya ketakutan dengan semangat ini.
Ruang kelas terlihat sepi. Kawan-kawanku belum hadir. sejenak aku berpikir dengan pijakanku seakan terpaku didepan pintu kelas menghadap lapangan depan kelas yang ramai dengan mahasiswa mahaiswi bercanda tawa . makanan yang mereka makan seolah tak akan termakan lagi karena candaan yang berlebihan, lebih mirip formalitas saja makanan ditangan itu.
Tekadku semakin kuat, aku harus melakukan sesuatu yang bermanfaat tapi entah apa. langkahku ingin kuhentikan ketika melewati beberapa kelas yang kosong. betapa banyak yang ingin masuk sekolah ini, tapi sayangnya biaya terlalu mahal dan kini malah jadi kosong ruangannya.lapangan-lapangan tak digunakan, kecuali bagi fakultas kesehatan dijurusan penjas barangkali lapangan butuh perhatian penuh. Kemarin aku ingat tempat ini digunakan untuk pembimbingan mahasiswa baru, bahkan tempatku juga dimana aku mendapat perlakuan yang tak menyenangkan meski mengatasnamakan kebersamaan, tapi kurasa tak perlu dengan cara begitupun semua orang bisa memiliki rasa kebersamaan yang lebih kuat dibanding harus diteriaki seperti orang tuli, disuruh ini itu pada hal-hal yang tak masuk akal, sedangkan masih banyak hal yang masuk akal bisa digunakan untuk melatih kebersamaan kami, sebab buktinya setelah masuk kuliah, seiring berjalan waktu banyak mahasiswa lebih suka sendiri dan bosan bersama teman lainnya. sebab kebersamaannya salah, penuh dengan keterpaksaan dengan pikiran kosong dan hati kosong. Dimana hal yang dilakukan tak masuk akal dan juga tak menggugah hati sedikitpun meskipun sudah dipesankan bahwa berpikir positif saja. Apa ini yang namanya kreatif.
Aku harus banyak-banyak keluar kampus. melihat betapa ramainya pasar dikampung-kampung, warung-warung dijalan, petani yang begitu sejahtera tanpa campur tangan pemerintah yang malah menyusahkan mereka karena datang sekadar numpang foto saja.gunung-gunung sangat hijau, terasa seperti aku ingin menjelajahinya dengan embun-embun yang dingin. Sepuluh tahun yang lalu dibagian pegunungan itu banyak yang digunduli karena untuk bercocok tanam, tapi kini mungkin kehidupan lebih sejahtera,sedikit sekali yang ingin becocok tanam.
Matahari mulai tertutupi dengan bukit dekat danau, tepat ada sebuah pohon disana yang menjadikannya terlihat seperti lukisan dengan tambahan merah kekuning-kuningan dilangitnya.awan-awan mengepul seperti asap rokok atau lebih mirip ledakan bom Horoshima. Anak-anak berlarian meneriaki temanya dari kejauhan, mereka menyaksikan betapa padatnya rumah dilembah perbukitan kecil itu.atap-atap yang berwarna-warni membuat tempat itu terlihat seperti pasar besi bekas, begitu kumuh tak tersentuh bantuan. Dan yang anehnya lagi mereka bahagia, akan tetapi begitu marah jika ada masalah seperti pencuri ayam atau pembunuhan.karena terlihat dari kasus yang terjadi dimana pelakuinya mati didesa ini, baik pencuri, pemerkosa, dan pembunuh mereka langsung adili ditempat ini tanpa mau menyerahkan kearah hukum yang mereka anggap tak bisa membuat para pelaku jerah.
Hari semakin gelap, aku menysuri jalanan dengan aspal yang sudah tua banyak dipenuhi kerikil dan debu. Ada seorang wanita tersenyum padaku ketika aku turun dari mikro tadi, namun aku tak menghiraukannya.dan kuingat ternyata dia adalah teman SMP ku dulu, betapa jahatnya aku, kuharap dia mengerti orang seusia ini terlalu banyak beban pikiran.
Rumahku tampak sunyi, kulangsung istirahat dikamar paling belakang, menginga kembali apa yang telah aku lewati ternyata berlalu begitu saja tanpa ada hal yang menarik. Kudengarkan musik jaz dan kuikuti alunan musiknya dengan gerakanku, terasa sangat nyaman diri ini menikmatinya meski aku tak tau lagi apa ini. Kucoba melompat-lompat seperti yang sering kusaksikan difilm-film drama, dan ternyata begitu terasa irama musiknya.
Malam kulewati dengan penuh kelelahan yang tak berarti, setelah mendengar musik dan membaca beberapa halaman cerita pendek membuatku begitu indah menikmati tidurku. Kemarin tak ada kelas yang aktif dan kuharap juga hari ini sama.teringat akan mimpi-mimpiku yang kemarin begitu menggebu entah kenapa kini berkurang. Kemarin aku ingin meneriaki semua orang untuk bernyanyi lagu kebangsaan, tapi kini kulebih suka lagu anak TK saja, lebih menghibur dan mudah dihayati dibanding dengan lagu yang rumit membuat rakyat bersemangat membela negeri ini namun negeri ini seolah hidup sndiri tanpa rakyatnya. Adapau dengan rakyat hanya untuk melancarkan kehidupan negeri itu sendiri dan setelah itu yang memimpin tetap memimpi dan yang rakyat tetap rakyat dalam arti berjalan sendiri-sendiri.
Kulewati kelas kosong, sudah kuduga tak ada yang benar ditempat ini. Sepertinya aku harus banting stir untuk merubah haluanku. Meski banyak yang menuju kearah yang sama, tapi apa salahnya aku buat jalan pintas yang lebih baik tanpa merugikan siapapun.jika aku mati dengan usaha itu semua maka tak ada kenangan atau catatan kecil tentangku, akan tetapi jika ku berhasil maka akan banyak yang menyanjungku, namun ketika secara terang-terangan aku gagal disaksikan banyak orang maka kemungknan aku dipermalukan. Lambaian tangan seorang kawan menyapa dari kejauhan. Aku tersenyum dan balas melambai. Kehidupanku terasa belum begitu tenang.sejenak berpikir banyak orang membuka toples dari penutupnya tapi tidak menutp kemungkinan ada yang beruntung mendapat toples yang berlubang dipantatnya, tak buang-buang waktu untuk membuka toples.mungkn ini sama seperti orang yang menutup diri malah kelihatan aslinya, orang yang tidak mau belajar sesuatu malah mendapat pelajaran darinya, yang malas bergaul malah justru banyak yang mendekatinya meski ia bosan dengan itu.entahlah, aku bingung dengan semua yang kupikirkan. Buat apa itu semua, mungkin nanti ada yang akan benar-benar serius memikirkan hal ini dan memberikan kosep sederhananya sehingga mudah dipelajari dan sangat bermanfaat sampai ia dijuluki professor atau apalah tanpa kita tau apakah hidupnya sudah cukup baik setelah itu, atau mungkin manfaatnya hanya sampai pada pengkonsepan saja dan seterusnya dia sudah malas melakukan sesuatu lagi.bukankah itu agak sedikit buruk.
Kulewati pohon-pohon mahoni yang rindang disepanjang jalan bersama kawanku.perbincangan kecil berusaha kami hadirkan meski kami sadar hal itu hanya basa basi saja.
“KRS mu udah diurus ke PA?” Tanya kawanku
“belum, PA nya keluar daerah”
“ooh, tapi kuliahnya udah mulai kan? Seperti kelas kami udah mulai 2 minggu yang lalu”
“ iya. Hanya saja kebanyakan tak masuk dosennya”
Sedikit selang waktu kami diam memperhatikan jalan yang kami lalui.entah apa yang dia pikirkan, mungkin terbawa suasana hingga menikmati keadaan seperti ini yang sebenarnya kupikir hanya aku saja yang menikmati ini.karna kupercaya setiap manusia memiliki dimensi pemikiran yang berbeda meski ditempat yang sama, dan disisi lain itu bisa saja diukur sejauh mana mereka berpikir, apa sebatas yang dilihat saja atau melebihi hal itu.
“pada hakekatnya fungsi PA itu apa sih?” tanyaku tiba-tiba
“ya sesuai yang kita alami saja, dia menyarankan ini itu dan disisi lain dia menentukan apa yang harus kita pilih meski tak kita sukai keputusan itu”
“mmmm”
“memang jarang PA meminta pendapat mahasiswanya”
“masa?”
Jalanan semakin ramai dengan kelompok mahasiswa yang lagi santai dipinggiran lapangan, ada yang lagi duduk berduaan ditribun, ada yang berbagi cerita pada teman yang lainnya dengan penuh gaya atraktif.
Aku ingin lekas sampai kerumah. Dan kuingat-ingat lagi semasa SMA ku dulu yang begitu mengidolakan posisiku sekarang ini, yang kini tak begitu istimewa bagiku. Mungkin benar kata teman-teman ku, lebih indah usahanya dari pada hasilnya. Lebih indah perjuangan cinta dari pada cinta itu sendiri. Suatu kreasi disukai bukan karena karyanya tapi sulitnya dia mengerjakan itu yang menjadi perhatian.
Kuperhatikan langit-langit kamarku hingga lelah dan mengantuk. Sepertinya hari ini berakhir seperti hari kemarin. Kuharap semua orang tak sepertiku agar kehidupan ini berlanjut lebih lama. Entahlah, aku lebih berpikir bukan lamanya kehidupan yang dihargai tapi kualitas yang diberikan disetiap kesempatan meskipun umur hanya sehari itulah yang sangat berharga. Jadi tak ada gunanya aku membanggakan umurku yang mungkin sudah dikatakan senior atau yang lebih berpengalaman.
Mimpiku semalam kucoba ingat lagi. Iini kulakukan ketika aku memimpikan hal yan sama seperti tahun-tahun kemarin.mungkinkah ini pertanda adanya bagian yang tak berubah dijiwaku.terlalu lama mungkin aku berpikir, hingga membuatku seperti pengangguran yang parah. Banyak yang mengira aku beruntung tapi mungkin hal ini tak kuperhatikan, aku lebih suka menikmati kehidupan orang lain sebagai tontonan yang seru atau lebih nyaman dengan alam yang begitu inginya aku menyatu dengannya.terlihat bebas.
Awan biru menaungi kampus. Lebih tertarik pada langit dibanding kampus. Kupikir langit telah lama diatas sana, entah apa yang menjadikannya begitu indah.mungkinkah karena dia telah dipenuhi banyak rahasia kehidupan. Begitu pula bumi ini, seandainya aku dapat berkomunikasi dengannya, bisa jadi sangat banyak informasi yang kudapatkan darinya. Kesuksesan, kerusakan, cinta, penghinaan dan banyak lagi yang lebih indah jika disampaikan oleh bumi ataupun langit.andai bisa kunikahi mereka, maka sedari dulu aku mendapatkan anak yang penuh kerahasiaan yang meskipun tak bicara tapi sangat dihargai.entah dari hal apa, yang pasti diamnya sangat berharga seperti orang tuanya langit dan bumi. Namun karena hal itu mustahil biarlah mereka jadi selingkuhanku dan jika kubersistri nanti kuberi namanya langit atau bumi.
Mimpiku tak terulang, paling tidak satu bulan ini. Kurasa tak ada lagi cerpen atau novel yang bagus untuk aku baca pada setiap malam setelah mendengarkan musik dan begoyang semalaman. Tapi bukankah yang membuat aku bermimpi yang sama adalah kerena novel dan musik yang kunikmati adalah novel dan musik yang sama, tak pernah kuganti sejak dulu.namun rasanya begitu indah kehidupanku meski mimpi lama yang mungkin sudah tua mengiringi kehidupanku.

Wednesday, September 21, 2011

Sedikit renungan kecil


PEMANDANGAN SEGAR
Pemandangan cukup menyegarkan, setidaknya sebatas pendanganku.masih banyak orang-oran yang tidak paham tentang cinta sejati. Yang ada hanyalah gurauan atau omong kosong yang dibumbui berbagai macam lelucon kosong. Inilah kehidupan, dimana banyak orang lebih suka meniru dan menganggap hal itu normal saja dan terus ia lakukan tanpa ada perubahan sedikitpun.ah.., untuk apa aku memikirkan hal yang tak jelas. Aku saja masih terombang-ambing dalam pemikiran yang seperti ini, mengapa harus sibuk memikirkan yang macam-macam.
Langit terang hari ini, biru begitu bersih seakan lautan tanpa ombak yang menakutkan. Hanya saja semakin lama kupandangi aku semakin merasa ngeri dibuatnya jika membayangkan seandainya gravitasi bumi menghilang dan diganti dengan gravitasi langit. Maka, betapa jauhnya aku harus jatuh dari bumi menuju langit yang tanpa tumpuan itu.yah.., memang manakutkan jatuh tanpa tumpuan, jadinya tersiksa sendiri.
Mentari pagi menyinari wajahku perlahan terasa panas. Jalanan begitu padat kenderaan.tempat-tempat parker liar mengakibatkan hal ini, apalagi took-toko yang tak punya tempat parker.
Kerumunan orang rebut dasana-sini.sepertinya ada sesuatu. Aku mendekati dan memaksa melihat hal yang menjadi pusat perhatian. Sesuai dugaanku, itu adalah kecelakaan, tak seorangpun berani mendekati tubuh yang tergeletak berlumuran darah itu.yang ada hanyalah oran yang mengambil gambar, dan memperlihatkan wajah prihatin saja. Betapa mengerikan hal ini jika tejadi padaku. Melihat aspal begitu basah dan kental dengan darah merah pekat. Kupikir kalau semerah itu warna bendera kita, pasti penghormatan saat upacara sangat menyeramkan, menambah orang-orang pingsan saat upacara sekaligus mempermantap penghayatan kita terhadap pengoranan pahlawan untuk merdeka.
“bruuuuumm…..bruuuuum…,hey! Jangan ngayal dong” teriak pengendara motor dari belakangku. Aku memang salah, aku tau diri tapi aku ingin sekali langsung melompat kearahnya dan menonjoknya sampai wajahnya hancur berlumuran darah.
“ maaf kak” jawabku sambil melangkah cepat meninggalkan tempatku berdiri.

Siang ini tekadku semakin kuat.energiku semakin besar untuk melangkah. Tempat dudukku biasanya dibawah pohon mangga itu.menunggu orang datang bersedia kulukis wajahnya, atau sekedar skesta wajah saja. Namun kali ini sepertinya cukup buat berada ditempat bebas karena hari tak begitu panas, lebih mirip sore hari.
Seseorang datang dengan begitu anggunnya, dan kubaayangkan dia berjalan diatas kertasku dengan sketsa gambarku ini.ooh.., betapa indahnya dia. Dia melewatiku. Aku berbisik,”berbalik! Berbalik! 1..2…3” ah , ini bukan film cinta.
Sore semakin menyapaku, siang mulai pergi seolah meninggalkan ejekan pada diriku. Orang-orang memandangiku, meski orang yang bebeda tapi sepertinya orang yang sama mondar-mandir dihadapanku. Aku masih menunggu jika ada yang tak punya kerjaan dan mau duduk dihadapanku untuk menawarkan wajahnya.
Masih terus memandangi sekitarku, kamudian melihat alt gambar yang harus menganggur hari ini. Sekejap aku membayangkan wanita tadi, kemudian mulai memperhatikan lekuk wajahnya sesuai bayanganku sendiri. Tapi sepertinya ku begitu mudah mengingat wajah wanita. Beriring dengan goresanku, gambar sebuah wajah dengan cepat bisa kuhasilkan.ku perindah wajahnya. Seorang gadis kecil makan ice cream memperhatikan dari belakangku dan berkata
”itu pacarmu ya?”
“bukan”
“lalu kenapa kau gambar?”
“mengisi waktuku saja”
“mmm, dia mirip ibuku”
“oh ya..?”
“iya betul, foto ibuku seperti itu dengan seragam SMAnya”
“ kalau begitu bawa sajalah ini dan bilang ini hadiah dariku karena kau anak yang baik”
“baik.trimakasih” jawab anak gadis kecil itu sambil berlari membawa gambarnya meninggalkanku.
Mungkin aku bingung. Tapi kuberusaha membayangkan kembali lukisanku tadi, sepertinya aku kenal.semakin lama kepalaku terasa pening. Aku pulang kekamar asramaku yang sudah cukup lama kutinggali sehingga terlihat berantakan dan pemilik asrama sudah tak peduli lagi sedari aku melebih-lebihkan pembayaran.
Dengan nyenyak aku tidur, seolah kegiatan tak berguna diluar sana menjadi bius bagiku. Aku teringat masa-masaku dulu yang penuh dengan cinta monyet yang menggebu. Teringat aku dengan masa dimana aku begitu gila dengan cinta sehingga sempat membuat aku stress sendiri. Dulu cintaku tak tersampaikan, dan akibatnya aku harus melihat orang yang aku inginkan berjalan dengan yang lain. Mungkin terlalu lama menungguku semenjak aku memberikan sinyal rasa.
Aku hanya bisa menangisi keadaan dimana mereka yang aku inginkan malah terlihat berusaha melupakanku, meski tak secara terang-terangan, tapi kubisa merasakan.
Satu rasa yang paling besar wajahnya masih terlukis dihatiku.dia wanita cantik yang membuat aku seolah rela mati asal bisa menjaganya. Dan kuperhatikan bayangan wajahnya, dan kuingat dia adalah orang yang kulukis tadi menjelang sore. Ya Tuhan, ku lupa dengan mereka semua.mungkin karena terlalu ingat apa yang harus kulupakan, maka kulupakan mereka semua.

Cerpen untuk 18 tahun keatas






Huufftt!!!

Musim telah berganti.Kini musim hujan.Bahkan aku tak percaya kalau kemarau telah berlalu, sebab tv rumahku masih saja membahas kelaparan negeri ini.Aku seorang pria yang tak begitu membuat dominasi baik dari tingkah laku ataupun penampilan didalam lingkunganku atau bodoh lebih tepatnya barangkali jika diistilah gaulkan.
Seharian penuh banyak yang harus kulakukan untuk melewati hari yang terang ini hingga nanti gelap untuk istirahatku.Orang-orang yang kulewati baik penjual bakso, sopir mikro, anak sekolahan dan berbagai macam model manusia tampaknya tak memberi sedikit perhatian pada langkahku.Sepertinya daerah ini lebih mirip tanah jajahan kesibukan untuk hidup lebih lama sehingga nanti kalau bencana mungkin banjir besar kubayangkan menimpa tempat ini, baru mereka sadar ternyata perhatian itu sangat dibutuhkan.Atau kubayangkan jika gunung meletus dan laharnya menimpa gedung-gedung besar tempat kerjanya para robot kantor itu, pasti mereka akan sedikit merenung,bukan saja sekadar tentang apa yang direnungkan, tetapi mengapa harus merenung.
Kerjaku belum selesai hari ini.buang sampah, ah itu kerjaan terlalu ringan, sampai-sampai aku tak level untuk melakukannya.mandi, ah itu kerjaan bagi orang yang tubuhnya bau.toh kalau tak bau ngapain mandi.untuk kesehatan?,berarti hanya untuk orang yang tak sehat saja silakan mandi.Kerjaanku adalah melamun , atau pemikir sepanjang hayat mungkin itu lebih keren.Kayaknya bagus juga main istilah keren, kalau pencuri kelas atas istilah umumnya koruptor agar supaya tak terlalu jatuh dimata orang.

Seperti biasa, kehidupan terus berjalan tanpa tujuan yang jelas selain hanya untuk mencari uang dengan penuh semangat dari motivasi yang hebat demi kebutuhan hidup agar tidak mati.Adapun kalau membantu atau menghargai kehidupan orang lain pasti ujung-ujugnnya hanya mau agar mendapat balasan dibantu, dihargai agar kehidupan tenang meski apapun alasannya, mungkin atas dasar kemanusiaan atau apalah,hanya pastinya adalah maunya tidak diganggu saja.Padahal tanpa menghargai orang lainpun sepertinya orang akan tetap hidup kok.Aaaah, semua ini membuatku bingung.Bisa jadi aku mengakhiri hidupku sebagai usaha pengakhiran atas segala masalah.Jika ada yang lapar dan tak mendapat bantuan mending mati saja.Itu lebih baik agar tak lapar lagi.Kalau ini terjadi, bisa hancur juga kehidupan didunia ini kupikir.Orang-orang merasa tak ada gunanya menghargai orang lain kalau mengharap balasan dihargai atau menolong orang lain karena mengharap balasan pertolongan dari orang lain yang tujuan akhirnya dapat menikmati hidup dengan baik.Sehingga bisa ada alternative lain yang bagus untuk menikmati hidup.Silakan mencuri yang mau mencuri, silakan membunuh yang mau membunuh, silakan berperang bagi yang punya bakat perang, silakan mencari gara-gara bagi yang suka berpetualang dalam permusuhan, silakan bagi yang mau memperkosa kalau malas menggunakan upacara-upacara yang menyusahkan.Kalau ditangkap ya lari. Agar terbebas dari hukuman yang berlaku, mending rencanakan sebaik mungkin misalnya sediakan bom bunuh diri yang jika tertangkap, bom itu bisa digunakan untuk bunuh diri dipenjara.Kan kalau sudah mati tak akan ada lagi masalah yang dihadapi.Bukankah itu cara terbaik menikmati hidup yang jika dianut oleh seluruh umat manusia bisa seru kehidupan ini.

Huuuuffff!!! otakku yang memang sedikit bodoh.Inilah kenapa aku benci film gambar bergerak atau film kartun lebih tepatnya.Karena sekarang mulai dimasukkan nilai-nilai yang sama persis seperti otakku yang goblok ini.Tapi kalau membuat anak-anak tertawa, membuat anak-anak senang, kenapa tidak?sepertinya itu semua oke-oke saja, diijinkan meskipun banyak nilai kebodohan yang tidak disadari.
Ya..ya..ya.., hidup dalam otak sendiri terasa aneh dan lebih mirip koran berjalan dengan kosakata pilihan seolah pintar dalam segala sudut pandang pemikiran,yang artinya kita butuh sesuatu yang misterius mungkin yang datang untuk menjenguk kita.

Mataku mungkin agak kacau melihat kehidupan dipenuhi banyak kelompok orang yang bahagia dengan perkumpulannya,banyak yang bercanda dengan kesamaan hobinya, banyak yang menikmati perjuangan kebersamaannya dengan kesamaan visi misinya, coba kalau berbeda, akan sedikit punya jarak pasti terjadi antara mereka.Orang-orang berprestasi dan mereka membanggakan kelompoknya.Banyak orang yang bisa berpartisipasi dalam segala hal baik dan mereka membanggakan kelompoknya.Bukankah ini akan sampai pada titik yang namanya membosankan.Tapi sudahlah.apa arti dari membosankan pun aku tak mengerti.Aku adalah orang yang bodoh.Aku mempelajari berbagai macam ilmu sebagai ilmuku yang entah untuk apa.Mungkin bisa dibilang untuk diteruskan pada generasi berikut.Lalu apa yang kudapat selain gaji?, nama?,kehormatan dimata manusia?,jika hanya itu sepertinya sia-sia semua yang kuajarkan pada generasi berikutnya karena ilmu hanya untuk menghiasi hidup saja, karena ilmu hanya untuk mendapatkan gaji saja, karena ilmu hanya untuk mendapat kehormmatan dimasyarakat saja.membantu orang sakit?,oh ya, apa aku harus membantu mereka jika aku dokter??.untuk apa aku menolong jiwa mereka?.apa karena keluarga yang akan ditinggalkan akan menangis sepanjang masa?.atau takutnya aku dipecat trus tak ada kerjaan?.untuk apa mereka yang sakit harus disembuhkan?.dan untuk apa mereka yang sehat harus menjaga kesehatan?,untuk apa mereka yang sehat harus tetap sehat?dan mengapa mereka yang sehat harus hidup?dan mengapa mereka harus hidup?dan mengapa manusia harus hidup?.Untuk apa sih manusia hidup?untuk apa sih saya harus hidup?.
Huuufft!!!!.banyak yang bilang hal ini adalah kesalahan.dimanakah kesalahan pemikiran ini.Mereka selalu bilang kamu harus begini kamu harus begitu dengan membacakan kalimat-kalimat dari kitab atau buku suatu kelompok.Ada yang membacakan buku-buku motivasi.ada yang membacakan buku-buku filosofi.trus untuk apa itu semua?,entahlah.Kepastian hidupku mungkin bisa dibilang melayang-layang diantara malas hidup dan jika mati, silakan saja mampir.Tapi ngomong-ngomong apakah yang membuat seseorang hidup itu disebut nyawa?.trus siapa yang mengambil nyawa itu?,sudahlah.Sepertinya aku kalau curhatkan semua ini bisa jadi aku dilempari orang atau mungkin dibunuh.Jika ini yang membuat mereka nyaman ya silakan.tapi kalau ada yang mau memperbaiki ya .. silakan.seperti istilah yang sering diteriakkan,benda rusak jika dirusak pasti tambah rusak, dan benda rusak jika diperbaiki maka akan dihargai lagi.Huuufft!!!

Kehidupanku kok membosankan yaa.Katanya sih harus begini begitu padahal itu semua hanya pengalihan pikiran saja.Banyak yang bilang terlalu banyak orang yang sepertiku tapi kurasa berbeda.Karena kebanyakan orang-orang yang memproklamirkan dirinya dengan pemikiran seperti ini hanyalah orang-orang yang ingin dapat perhatian berbeda saja atau hanyalah orang-orang kesepian saja yang tak punya teman untuk berdebat.buktinya mereka sering menjelek-jelekan suatu golongan bahkan menciptakan cerita yang penuh kebohongan untuk membuat golongan itu marah dan berdebat dengan mereka.Kayaknya seperti manusia lain, yang ingin mendapat perhatian saja.Bahkan mereka sudah dibagi kelas, ada kelas rendah ada kelas menengah dan ada kelas atas, entah ini untuk apa. Hanya saja kalau seperti ini maka mereka akan sama seperti yang lainnya juga, membentuk kelompok dengan orang yang disukai saja dan bercanda tawa karena dengan kesamaan pemikiran.

Tapi biarlah, semua orang katanya punya cara tersendiri untuk menikmati hidupnya.Ada yang bilang yang penting tidak mengganggu saja sudah cukup mendapat nilai seratus sebagai warga Negara atau apalah yang sejenisnya.

Sudah terlalu lama aku hidup tapi belum menghasilkan apa-apa, namun entah kenapa meski pemikiranku segoblok ini masih saja ada rasa ingin dipuji dari diriku, ada rasa ingin diterima dalam lingkungan, padahal itu semua hanyalah kenikmatan yang hanya dirasakan secara pribadi alias tak ada yang tau.trus untuk apa semua perasaan itu, ingin sesuatu harus adil, entah untuk apa.
Ya….ya….ya…..,itu hidup.Apa itu hidup?.Hufffttt!!!!Aku terjebak?.Hufftt..!!!.Hey siapa yang bilang itu?, diriku?hey diri, mau cari masalah denganku ya..?,sepertinya aku harus berkelahi denganmu.Inikah aku?.Huuufftt!!!bahkan aku tak yakin apa tujuan ekspresi wajahku pada orang lain.Huuuuufftt!!!


Batudaa, minggu18 september 2011.