Entri Populer

Wednesday, September 21, 2011

Sedikit renungan kecil


PEMANDANGAN SEGAR
Pemandangan cukup menyegarkan, setidaknya sebatas pendanganku.masih banyak orang-oran yang tidak paham tentang cinta sejati. Yang ada hanyalah gurauan atau omong kosong yang dibumbui berbagai macam lelucon kosong. Inilah kehidupan, dimana banyak orang lebih suka meniru dan menganggap hal itu normal saja dan terus ia lakukan tanpa ada perubahan sedikitpun.ah.., untuk apa aku memikirkan hal yang tak jelas. Aku saja masih terombang-ambing dalam pemikiran yang seperti ini, mengapa harus sibuk memikirkan yang macam-macam.
Langit terang hari ini, biru begitu bersih seakan lautan tanpa ombak yang menakutkan. Hanya saja semakin lama kupandangi aku semakin merasa ngeri dibuatnya jika membayangkan seandainya gravitasi bumi menghilang dan diganti dengan gravitasi langit. Maka, betapa jauhnya aku harus jatuh dari bumi menuju langit yang tanpa tumpuan itu.yah.., memang manakutkan jatuh tanpa tumpuan, jadinya tersiksa sendiri.
Mentari pagi menyinari wajahku perlahan terasa panas. Jalanan begitu padat kenderaan.tempat-tempat parker liar mengakibatkan hal ini, apalagi took-toko yang tak punya tempat parker.
Kerumunan orang rebut dasana-sini.sepertinya ada sesuatu. Aku mendekati dan memaksa melihat hal yang menjadi pusat perhatian. Sesuai dugaanku, itu adalah kecelakaan, tak seorangpun berani mendekati tubuh yang tergeletak berlumuran darah itu.yang ada hanyalah oran yang mengambil gambar, dan memperlihatkan wajah prihatin saja. Betapa mengerikan hal ini jika tejadi padaku. Melihat aspal begitu basah dan kental dengan darah merah pekat. Kupikir kalau semerah itu warna bendera kita, pasti penghormatan saat upacara sangat menyeramkan, menambah orang-orang pingsan saat upacara sekaligus mempermantap penghayatan kita terhadap pengoranan pahlawan untuk merdeka.
“bruuuuumm…..bruuuuum…,hey! Jangan ngayal dong” teriak pengendara motor dari belakangku. Aku memang salah, aku tau diri tapi aku ingin sekali langsung melompat kearahnya dan menonjoknya sampai wajahnya hancur berlumuran darah.
“ maaf kak” jawabku sambil melangkah cepat meninggalkan tempatku berdiri.

Siang ini tekadku semakin kuat.energiku semakin besar untuk melangkah. Tempat dudukku biasanya dibawah pohon mangga itu.menunggu orang datang bersedia kulukis wajahnya, atau sekedar skesta wajah saja. Namun kali ini sepertinya cukup buat berada ditempat bebas karena hari tak begitu panas, lebih mirip sore hari.
Seseorang datang dengan begitu anggunnya, dan kubaayangkan dia berjalan diatas kertasku dengan sketsa gambarku ini.ooh.., betapa indahnya dia. Dia melewatiku. Aku berbisik,”berbalik! Berbalik! 1..2…3” ah , ini bukan film cinta.
Sore semakin menyapaku, siang mulai pergi seolah meninggalkan ejekan pada diriku. Orang-orang memandangiku, meski orang yang bebeda tapi sepertinya orang yang sama mondar-mandir dihadapanku. Aku masih menunggu jika ada yang tak punya kerjaan dan mau duduk dihadapanku untuk menawarkan wajahnya.
Masih terus memandangi sekitarku, kamudian melihat alt gambar yang harus menganggur hari ini. Sekejap aku membayangkan wanita tadi, kemudian mulai memperhatikan lekuk wajahnya sesuai bayanganku sendiri. Tapi sepertinya ku begitu mudah mengingat wajah wanita. Beriring dengan goresanku, gambar sebuah wajah dengan cepat bisa kuhasilkan.ku perindah wajahnya. Seorang gadis kecil makan ice cream memperhatikan dari belakangku dan berkata
”itu pacarmu ya?”
“bukan”
“lalu kenapa kau gambar?”
“mengisi waktuku saja”
“mmm, dia mirip ibuku”
“oh ya..?”
“iya betul, foto ibuku seperti itu dengan seragam SMAnya”
“ kalau begitu bawa sajalah ini dan bilang ini hadiah dariku karena kau anak yang baik”
“baik.trimakasih” jawab anak gadis kecil itu sambil berlari membawa gambarnya meninggalkanku.
Mungkin aku bingung. Tapi kuberusaha membayangkan kembali lukisanku tadi, sepertinya aku kenal.semakin lama kepalaku terasa pening. Aku pulang kekamar asramaku yang sudah cukup lama kutinggali sehingga terlihat berantakan dan pemilik asrama sudah tak peduli lagi sedari aku melebih-lebihkan pembayaran.
Dengan nyenyak aku tidur, seolah kegiatan tak berguna diluar sana menjadi bius bagiku. Aku teringat masa-masaku dulu yang penuh dengan cinta monyet yang menggebu. Teringat aku dengan masa dimana aku begitu gila dengan cinta sehingga sempat membuat aku stress sendiri. Dulu cintaku tak tersampaikan, dan akibatnya aku harus melihat orang yang aku inginkan berjalan dengan yang lain. Mungkin terlalu lama menungguku semenjak aku memberikan sinyal rasa.
Aku hanya bisa menangisi keadaan dimana mereka yang aku inginkan malah terlihat berusaha melupakanku, meski tak secara terang-terangan, tapi kubisa merasakan.
Satu rasa yang paling besar wajahnya masih terlukis dihatiku.dia wanita cantik yang membuat aku seolah rela mati asal bisa menjaganya. Dan kuperhatikan bayangan wajahnya, dan kuingat dia adalah orang yang kulukis tadi menjelang sore. Ya Tuhan, ku lupa dengan mereka semua.mungkin karena terlalu ingat apa yang harus kulupakan, maka kulupakan mereka semua.

No comments:

Post a Comment