Entri Populer

Friday, September 23, 2011

Kebimbangan

Mimpi Tua Terulang Lagi

Mimpi tua terulang lagi.sepertinya mimpi ini berulang beberapa kalidalam jangka waktu yang lama. Tapi kini akan menjadi titik balik aku merenungkan masa lalu yang tak tertentu, penuh risau dan terombang-ambing. Ada banyak hal yang mungkin tak sempat tercapai dan itu selalu menjadi beban pikiranku saat ini. Hal yang mungkin saja terjadi tapi aku rubah menjadi mustahil bagiku seiring berjalannya waktu.
Cahaya matahari disiang ini tak membuatku terganggu sedikitpun seperti kemarin. Karena ada hal yang lebih besar yang menjadi pusat perhatianku, seolah aku punya mimpi besar untuk melangkah lebih cepat kedepan. Kenderaan terlalu ribut dijalanan, begitu padat hingga begitu santainya aku menyeberangi jalanan yang lebar ini. mungkin bisa aku berdiri didepan sana membawakan sebuah lagu kemerdekaan hingga sopir-sopir keluar dari mobilnya serta pengendara motor turun ikut bernyanyi sampai jalanan terasa begitu menakutkan penuh semangat ingin keluar dari kebiasaan yang sangat menyiksa ini. Terasa seperti tempat yang sakral seketika dengan alunan suara seperti prajuit perang yang meneriaki musuhnya hingga musuhnya ketakutan dengan semangat ini.
Ruang kelas terlihat sepi. Kawan-kawanku belum hadir. sejenak aku berpikir dengan pijakanku seakan terpaku didepan pintu kelas menghadap lapangan depan kelas yang ramai dengan mahasiswa mahaiswi bercanda tawa . makanan yang mereka makan seolah tak akan termakan lagi karena candaan yang berlebihan, lebih mirip formalitas saja makanan ditangan itu.
Tekadku semakin kuat, aku harus melakukan sesuatu yang bermanfaat tapi entah apa. langkahku ingin kuhentikan ketika melewati beberapa kelas yang kosong. betapa banyak yang ingin masuk sekolah ini, tapi sayangnya biaya terlalu mahal dan kini malah jadi kosong ruangannya.lapangan-lapangan tak digunakan, kecuali bagi fakultas kesehatan dijurusan penjas barangkali lapangan butuh perhatian penuh. Kemarin aku ingat tempat ini digunakan untuk pembimbingan mahasiswa baru, bahkan tempatku juga dimana aku mendapat perlakuan yang tak menyenangkan meski mengatasnamakan kebersamaan, tapi kurasa tak perlu dengan cara begitupun semua orang bisa memiliki rasa kebersamaan yang lebih kuat dibanding harus diteriaki seperti orang tuli, disuruh ini itu pada hal-hal yang tak masuk akal, sedangkan masih banyak hal yang masuk akal bisa digunakan untuk melatih kebersamaan kami, sebab buktinya setelah masuk kuliah, seiring berjalan waktu banyak mahasiswa lebih suka sendiri dan bosan bersama teman lainnya. sebab kebersamaannya salah, penuh dengan keterpaksaan dengan pikiran kosong dan hati kosong. Dimana hal yang dilakukan tak masuk akal dan juga tak menggugah hati sedikitpun meskipun sudah dipesankan bahwa berpikir positif saja. Apa ini yang namanya kreatif.
Aku harus banyak-banyak keluar kampus. melihat betapa ramainya pasar dikampung-kampung, warung-warung dijalan, petani yang begitu sejahtera tanpa campur tangan pemerintah yang malah menyusahkan mereka karena datang sekadar numpang foto saja.gunung-gunung sangat hijau, terasa seperti aku ingin menjelajahinya dengan embun-embun yang dingin. Sepuluh tahun yang lalu dibagian pegunungan itu banyak yang digunduli karena untuk bercocok tanam, tapi kini mungkin kehidupan lebih sejahtera,sedikit sekali yang ingin becocok tanam.
Matahari mulai tertutupi dengan bukit dekat danau, tepat ada sebuah pohon disana yang menjadikannya terlihat seperti lukisan dengan tambahan merah kekuning-kuningan dilangitnya.awan-awan mengepul seperti asap rokok atau lebih mirip ledakan bom Horoshima. Anak-anak berlarian meneriaki temanya dari kejauhan, mereka menyaksikan betapa padatnya rumah dilembah perbukitan kecil itu.atap-atap yang berwarna-warni membuat tempat itu terlihat seperti pasar besi bekas, begitu kumuh tak tersentuh bantuan. Dan yang anehnya lagi mereka bahagia, akan tetapi begitu marah jika ada masalah seperti pencuri ayam atau pembunuhan.karena terlihat dari kasus yang terjadi dimana pelakuinya mati didesa ini, baik pencuri, pemerkosa, dan pembunuh mereka langsung adili ditempat ini tanpa mau menyerahkan kearah hukum yang mereka anggap tak bisa membuat para pelaku jerah.
Hari semakin gelap, aku menysuri jalanan dengan aspal yang sudah tua banyak dipenuhi kerikil dan debu. Ada seorang wanita tersenyum padaku ketika aku turun dari mikro tadi, namun aku tak menghiraukannya.dan kuingat ternyata dia adalah teman SMP ku dulu, betapa jahatnya aku, kuharap dia mengerti orang seusia ini terlalu banyak beban pikiran.
Rumahku tampak sunyi, kulangsung istirahat dikamar paling belakang, menginga kembali apa yang telah aku lewati ternyata berlalu begitu saja tanpa ada hal yang menarik. Kudengarkan musik jaz dan kuikuti alunan musiknya dengan gerakanku, terasa sangat nyaman diri ini menikmatinya meski aku tak tau lagi apa ini. Kucoba melompat-lompat seperti yang sering kusaksikan difilm-film drama, dan ternyata begitu terasa irama musiknya.
Malam kulewati dengan penuh kelelahan yang tak berarti, setelah mendengar musik dan membaca beberapa halaman cerita pendek membuatku begitu indah menikmati tidurku. Kemarin tak ada kelas yang aktif dan kuharap juga hari ini sama.teringat akan mimpi-mimpiku yang kemarin begitu menggebu entah kenapa kini berkurang. Kemarin aku ingin meneriaki semua orang untuk bernyanyi lagu kebangsaan, tapi kini kulebih suka lagu anak TK saja, lebih menghibur dan mudah dihayati dibanding dengan lagu yang rumit membuat rakyat bersemangat membela negeri ini namun negeri ini seolah hidup sndiri tanpa rakyatnya. Adapau dengan rakyat hanya untuk melancarkan kehidupan negeri itu sendiri dan setelah itu yang memimpin tetap memimpi dan yang rakyat tetap rakyat dalam arti berjalan sendiri-sendiri.
Kulewati kelas kosong, sudah kuduga tak ada yang benar ditempat ini. Sepertinya aku harus banting stir untuk merubah haluanku. Meski banyak yang menuju kearah yang sama, tapi apa salahnya aku buat jalan pintas yang lebih baik tanpa merugikan siapapun.jika aku mati dengan usaha itu semua maka tak ada kenangan atau catatan kecil tentangku, akan tetapi jika ku berhasil maka akan banyak yang menyanjungku, namun ketika secara terang-terangan aku gagal disaksikan banyak orang maka kemungknan aku dipermalukan. Lambaian tangan seorang kawan menyapa dari kejauhan. Aku tersenyum dan balas melambai. Kehidupanku terasa belum begitu tenang.sejenak berpikir banyak orang membuka toples dari penutupnya tapi tidak menutp kemungkinan ada yang beruntung mendapat toples yang berlubang dipantatnya, tak buang-buang waktu untuk membuka toples.mungkn ini sama seperti orang yang menutup diri malah kelihatan aslinya, orang yang tidak mau belajar sesuatu malah mendapat pelajaran darinya, yang malas bergaul malah justru banyak yang mendekatinya meski ia bosan dengan itu.entahlah, aku bingung dengan semua yang kupikirkan. Buat apa itu semua, mungkin nanti ada yang akan benar-benar serius memikirkan hal ini dan memberikan kosep sederhananya sehingga mudah dipelajari dan sangat bermanfaat sampai ia dijuluki professor atau apalah tanpa kita tau apakah hidupnya sudah cukup baik setelah itu, atau mungkin manfaatnya hanya sampai pada pengkonsepan saja dan seterusnya dia sudah malas melakukan sesuatu lagi.bukankah itu agak sedikit buruk.
Kulewati pohon-pohon mahoni yang rindang disepanjang jalan bersama kawanku.perbincangan kecil berusaha kami hadirkan meski kami sadar hal itu hanya basa basi saja.
“KRS mu udah diurus ke PA?” Tanya kawanku
“belum, PA nya keluar daerah”
“ooh, tapi kuliahnya udah mulai kan? Seperti kelas kami udah mulai 2 minggu yang lalu”
“ iya. Hanya saja kebanyakan tak masuk dosennya”
Sedikit selang waktu kami diam memperhatikan jalan yang kami lalui.entah apa yang dia pikirkan, mungkin terbawa suasana hingga menikmati keadaan seperti ini yang sebenarnya kupikir hanya aku saja yang menikmati ini.karna kupercaya setiap manusia memiliki dimensi pemikiran yang berbeda meski ditempat yang sama, dan disisi lain itu bisa saja diukur sejauh mana mereka berpikir, apa sebatas yang dilihat saja atau melebihi hal itu.
“pada hakekatnya fungsi PA itu apa sih?” tanyaku tiba-tiba
“ya sesuai yang kita alami saja, dia menyarankan ini itu dan disisi lain dia menentukan apa yang harus kita pilih meski tak kita sukai keputusan itu”
“mmmm”
“memang jarang PA meminta pendapat mahasiswanya”
“masa?”
Jalanan semakin ramai dengan kelompok mahasiswa yang lagi santai dipinggiran lapangan, ada yang lagi duduk berduaan ditribun, ada yang berbagi cerita pada teman yang lainnya dengan penuh gaya atraktif.
Aku ingin lekas sampai kerumah. Dan kuingat-ingat lagi semasa SMA ku dulu yang begitu mengidolakan posisiku sekarang ini, yang kini tak begitu istimewa bagiku. Mungkin benar kata teman-teman ku, lebih indah usahanya dari pada hasilnya. Lebih indah perjuangan cinta dari pada cinta itu sendiri. Suatu kreasi disukai bukan karena karyanya tapi sulitnya dia mengerjakan itu yang menjadi perhatian.
Kuperhatikan langit-langit kamarku hingga lelah dan mengantuk. Sepertinya hari ini berakhir seperti hari kemarin. Kuharap semua orang tak sepertiku agar kehidupan ini berlanjut lebih lama. Entahlah, aku lebih berpikir bukan lamanya kehidupan yang dihargai tapi kualitas yang diberikan disetiap kesempatan meskipun umur hanya sehari itulah yang sangat berharga. Jadi tak ada gunanya aku membanggakan umurku yang mungkin sudah dikatakan senior atau yang lebih berpengalaman.
Mimpiku semalam kucoba ingat lagi. Iini kulakukan ketika aku memimpikan hal yan sama seperti tahun-tahun kemarin.mungkinkah ini pertanda adanya bagian yang tak berubah dijiwaku.terlalu lama mungkin aku berpikir, hingga membuatku seperti pengangguran yang parah. Banyak yang mengira aku beruntung tapi mungkin hal ini tak kuperhatikan, aku lebih suka menikmati kehidupan orang lain sebagai tontonan yang seru atau lebih nyaman dengan alam yang begitu inginya aku menyatu dengannya.terlihat bebas.
Awan biru menaungi kampus. Lebih tertarik pada langit dibanding kampus. Kupikir langit telah lama diatas sana, entah apa yang menjadikannya begitu indah.mungkinkah karena dia telah dipenuhi banyak rahasia kehidupan. Begitu pula bumi ini, seandainya aku dapat berkomunikasi dengannya, bisa jadi sangat banyak informasi yang kudapatkan darinya. Kesuksesan, kerusakan, cinta, penghinaan dan banyak lagi yang lebih indah jika disampaikan oleh bumi ataupun langit.andai bisa kunikahi mereka, maka sedari dulu aku mendapatkan anak yang penuh kerahasiaan yang meskipun tak bicara tapi sangat dihargai.entah dari hal apa, yang pasti diamnya sangat berharga seperti orang tuanya langit dan bumi. Namun karena hal itu mustahil biarlah mereka jadi selingkuhanku dan jika kubersistri nanti kuberi namanya langit atau bumi.
Mimpiku tak terulang, paling tidak satu bulan ini. Kurasa tak ada lagi cerpen atau novel yang bagus untuk aku baca pada setiap malam setelah mendengarkan musik dan begoyang semalaman. Tapi bukankah yang membuat aku bermimpi yang sama adalah kerena novel dan musik yang kunikmati adalah novel dan musik yang sama, tak pernah kuganti sejak dulu.namun rasanya begitu indah kehidupanku meski mimpi lama yang mungkin sudah tua mengiringi kehidupanku.

No comments:

Post a Comment