Sungguh saya sangat ingin menyampaikan satu hal, bahwa saya sangat mencintai negeri ini. Saya sangat mencintai orang-orang yang ada didalamnya. Tapi apa yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab terhadap keharmonisan masyarakat kita?.
Anda pasti bertanya mengapa saya membuat pertanyaan seperti ini.
Sebelumnya saya memperkenalkan asal usul singkat saya, bahwa saya adalah pria berusia dua puluh tahun saat ini ditahun 2013 ini. Saya lahir dan besar di Gorontalo. Kini sedang menyelesaikan S1 disalah satu universitas.
Perihal apa yang membuat saya bertanya adalah, tentang situasi yang terjadi secara umumnya di negeri kita tercinta ini, Republik Indonesia. Mungkin baru kali ini saya merasakannya, yang seharusnya saya sadari sejak lama betapa hal ini sudah terjadi ditempat lain jauh sebelum saya merasakan dan menyadari hal ini. Dan tahukah anda apa yang saya maksudkan?
Untuk menjawab hal ini, maka saya sampaikan dengan berlandaskan kecintaan saya kepada negeri ini, kepada masyarakat yang dikenal oleh dunia sebagai dari negeri yang santun ini, yang penuh keramahan, yang penuh adat dan budaya yang sangat teaga kesakralannya. Saya sampaikan ini demi menjaga semua itu,demi menjaga jati diri bangsa.
Apa yang saya baru rasakan hari ini? dan apa yang saya sadari?. Maka saya memohon izin untuk menuliskannya untuk anda. Bahwa saat ini dimana saya menuliskan hal ini, tepat bulan maret , dikota saya, di kota gorontalo, sedang dalam proses menentukan pemimpin daerahnya, yaitu walikota dan wakil walikota. Saya sangat sedih, ketika melihat kampanye semua calon yang ada. Sungguh tidak bermaksud untuk menciptakan aib bagi mereka sebagai pemimpin ditempat saya. Namun ini sekadar nasihat dari pribadi saya yang semoga tidak menyinggung tapi justru bisa untuk perbaikan bagi semua kalangan masyarakat. Semua kampanye yang saya lewati maupun saya ikuti, menurut apa yang saya lihat, telah didominasi oleh sikap saling menjatuhkan satu sama lain. Mungkin dulu kita pernah mengalami kampanye yang didominasi oleh sikap mnejual janji, tapi kini mulai ditambah oleh sikap saling sikut, saling mengejek, yang kesemuanya itu dampaknya adalah kepada masyarakat awam yang sukanya hanya ikut senangnya saja. Akibatnya masyarakat yang jadi korban para calon yang hanya memikirkan cara mendapatkan kursi dan tidak memikirkan persatuan masyarakat yang akan dia pimpin nanti.
Kampanye terpisah mungkin baik untuk calon agar lebih leluasa dalam berkampanye, tapi ingat dampaknya juga membuat masyarakat terkotak-kotakan,bahkan semua posko-posko pemenangan yang didirikan ditengah-tengah masyarakat bagaikan rudal pemisah antara tetangga-tetangga yang hidup rukun diberbagai tempat.
Ketika massa kampanye melewati jalanan yang terbilang sempit serta disepanjang perjalanan yang mereka lalui banyak terdapat posko-posko pemenangan dari calon yang berbeda, membuat perilaku seperti sering terjadi saling lempar ejekan antar masyarakat, makian buruk, bahkan tidak tanggung-tanggung terjadi bentrok hingga adu jotos.
Mengapa saya lebih suka bilang masyarakat, mengapa tidak saya bilang pendukung?, itu karena sering kali istilah pendukung itu identik dengan pemisahan antara masyarakat atau upaya merusak persatuan masyarakat itu sendiri. Sehingga dalam istilahpun kita harus hati-hati menggunakannya, terlebih untuk kelompok masyarakat, sebab bisa fatal akibatnya.
Perang makian antar masyarakat ini bukan saja hanya terjadi dari mulut kemulut, tapi juga dari sikap mereka, seperti contoh, adanya keluhan dari masyarakat bahwa ada petugas kebersihan yang notabene pendukung satu calon akan tidak melayani masyarakat yang mendukung calon lain, padahal dia adalah petugas kebersihan yang sudah seharusnya digaji membersihkan lingkungan itu, tapi karena cara kampanye yang salah diterapkan didalam sebuah pemilihan, maka terciptalah pembodohan karakter kepada masyarakat, dimana hal itu tidak seharusnya terjadi.
Tidak hanya itu apa yang saya lihat yang membuat masyarakat tidak akur, apa yang saya lihat selain sikap, serta posko-posko yang banyak membuat masyarakat terpisah, ternyata ada juga baliho-baliho atau spanduk yang sengaja dipasang dijalanan dengan bertuliskan kata-kata yang mengejek calon lain atau menjatuhkan calon lain. Bukankah ini adalah suatu kebodohan yang tidak seharusnya menimpa masyarakat kita dijaman ini?, suatu perilaku yang dianggap oleh maasyarakat sangat menyenangkan tapi tanpa mereka sadari hal itu telah banyak merusak hubungan mereka sendiri.
Penjual ikan misalnya sebagai contoh, memahalkan harga ikannya kepada pembeli yang tidak mendukung calonnya. Abang-abang bentor sering adu mulut antar sesame pengendara bentor, serta perang lagu dengan memasang lagu-lagu kampanye sesuai calon yang mereka dukung, dan itu adalah suatu cara yang paling baik untuk merusak hubungan antar pengendara bentor.
Sungguh saya telah melihat dimana atribut partai, wajah calon, pakaian dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemilihan, telah menjadi satu daftar paling sensitive didalam masyarakat dimana ini adalah hal yang tidak seharusnya diberikan kepada masyarakat dalam situasi yang banyak memungkinkan perpecahan. Anda harus tahu betapa masyarakat pada umumnya jika sedikit tersinggung saja tentang atribut atau nama atau hal apa saja yang berkaitan dengan pemilihan dalam suasana panas-panasnya pemilu, selalu memunculkan perilaku yang merusak hubungan antar masyarakat.
Saya mulai takut dengan semua ini, rasanya semua rumah yang ada dikota gorontalo ketika menjelang pemilihan walikota dan wakilnya ini, seolah-olah telah dirubah seketika menjadi DPD atau DPW atau semacamnya yang sangat menakutkan untuk dimasuki karena telah dipenuhi bendera, baliho dan spanduk orang yang mereka dukung. Yang seolah semua yang ada disana adalah sekuriti yang siap menanyakan dari mana asalmu, apa kepentinganmu serta kamu berasal dari masanya siapa?. Sungguh terlihat perubahan seketika, semua masyarakat kota telah menjadi seperti kader partai atau kader yang paling militan untuk calon yang ia dukung. Tanpa doktrin yang berlebihan, yang hanya cukup dengan kampanye atau bantuan-bantuan serta sejenisnya telah menciptakan doktrin tersendiri didalam masyarakat. Upaya menciptakan masyarakat yang dipenuhi rasa berutang budi sepertinya sedang gencar disebarkan, terlihat dari semua pembicaraan yang ada didalam masyarakat ketika membicarakan calonnya, mereka menyebut-nyebut kabaikan yang notabene semua itu hanyalah kampanye belaka tapi mereka anggap itulah kerja yang sesungguhnya.
Saya rasa anda sudah cukup menyelami apa yang saya infokan sebagai gambaran untuk anda apa yang terjadi serta apa tanggapan saya tentang hal ini. Jika ini dianggap hal yang melecehkan, maka sungguh saya tidak bermaksud untuk itu. saya hanya berharap masyarakat itu bersatu. Tetap penuh kedamaian. Jika semua atribbut kampanye yang menempel dibadan ataupun dirumah dan lingkungan itu membuat masyarakat semakin tidak akur dengan tetangga, tidak akur dengan orang lain, maka sungguh lebih baik bagi mereka untuk melepaskan semua atribut itu . mari kita sucikan kembali diri kita, kita sucikan kembali rumah kita. Kita sucikan kembali hubungan kekerabatan kita yang telah kita jalani selama ini. Janganlah anda merusak hubungan anda dengan orang-orang yang anda cintai, orang-orang yang harusnya anda kasihi, anda perhatikan, hanya demi satu pesta demokrasi yang pada dasarnya siapapun terpilih nanti, semua itu akan baik jika masyarakat yang dipimpin itu menjalani kehidupan secara harmonis. Biarlah atribut itu cukup pada sekretariatnya, cukuplah demikian, jangan lagi menampah sampah dijalanan dengan berbagai kain dan kertas, meski itu sangat menguntungkan beberapa pihak, namun bukan berarti itu adalah hal baik. Silahkan lihatlah apa yang terbaik, bukan yang sekadar menyenangkan saja tapi tidak memikirkan dampaknya selanjutnya untuk lingkungan dan orang lain.
Apalah artinya kemenangan calon yang kita dukung dengan bersusah payah, jika ternyata kemenangan itu membuat kita harus bermusuhan dengan lingkungan, harus bermusuhan dengan banyak orang. Apalah artinya semua itu. tidakkah seharusnya kita itu mencari pemimpin dengan tujuan membuat kita lebih damai, lebih bersahabat, begotong royong membangun daerah?, maka, saya sangat ingin sekali agar masyarakat itu mengerti. Jangan terjadi perselisihan antar sesama. Siapapun yang akan di pilih nanti, saya harap itu tidak karena keluarga kita, tidak karena harta yang mungkin kita dapatkan, tapi karena kita sadar bahwa pemimpin yang akan kita pilih nanti benar-benar dapat bertanggung jawab atas apa yang ia emban, benar-benar mengayomi, benar-benar menyebarkan ketenangan dan kedamaian, serta membangun keharmonisan yang baik didalam masyarakat. Silahkan memilih dan mencari dukungan, namun jangan membuat diri malah menjadi orang yang paling dibenci dilingkungan kita hidup atau malah justru membuat diri kita yang membenci lingkungan sendiri
No comments:
Post a Comment