Entri Populer

Sunday, September 29, 2013

PEJALANAN BATIN.

BISMILLAH.
Pesan untuk para pembaca tulisan ini adalah bahwa setiap orang memiliki pengalaman batin tersendiri. Semuanya memiliki rasa cinta meski barangkali terkadang anda melihat mereka banyak melakukan kenakalan kenakalan kecil. Sering kita melihat kok bisa sahabat semasa kecil kita dulu kini bisa masuk kedalam pergaulan yang menurut kita cukup gelap dan menggelapkan hatinya, padahal dulu dia adalah orang yang baik-baik. atau mungkin kita sendiri, yang tanpa kita sadar kini sedang berada dilingkungan yang menggelapkan diri kita.
Ketahuilah wahai saudaraku. Semua pengalaman yang membuat air mata anda pernah mengalir itu sesungguhnya adalah pintu-pintu Allah yang diberikan kepada kita, hanya sering kita melalaikan pintu yang Allah berikan kepada kita. Allah itu sangat menyayangi kita, tapi kita sendiri yang merasa bisa melakukan semua dengan sendiri. seperti kita yang menganggap ibu kita terlalu banyak megurusi urusan kita, padahal ia sangat menyayangi kita, hingga suatu saat nanti ibu kita dipanggil Allah, maka barulah kita sadar, betapa hati kita sangat rapuh tanpa sesosok ibu atau orang-orang yang ada disekitar kita yang dulu perhatiannya kita abaikan.
Saya sendiri heran, mengapa saya dulu begitu sangat jahat kepada diri saya, bahkan saat inipun saya masih saja terbelenggu dalam dosa-dosa. Tapi disisi lain saya masih dikaruniai Allah sebuah rasa. Rasa mencintai, mengasihi sesame, masih inagin membantu sesama.
Betapa dulu saya merasakan keanehan, bahwa mengapa ketika datang penceramah yang membawakan dzikir dengan khusuknya hingga membuat saya menangis, teman-teman saya menangis, semuanya menangis dalam satu ruangan , ketika diberikan nasihat nasihat. Padahal itu adalah nasihat yang sering saya dengar di tv atau diradio, tapi kenapa jika disampaikan langsung seperti itu barulah terasa dihati apa yang iangin disampaikan oleh sang penceramah.
Para sahabat saya kemudian tertawa setelah mengingat kejadian tersebut. Mereka berkata, kalian ini pernah menangis ketika dinasiharti dulu, tapi kini seperti orang yang tak kenal tuhan saja perilaku kalian.
Saya sendiri heran dengan hal tersebut. Kemudian saya mencari-cari apa penyebab itu semua bisa terjadi, dimana ketika dinasihati kita mudah luluh hati, namun ketika terlepas dari suasana tersebu, kita seperti kembali kejalan yang lama, yang penuh kegelapan.
Ternyata jika melihat kedalam hati saya, disaat kondisi yang sama terulang berkali-kali terhadap diri saya, maka saya menyimpulkan bahwa sebenarnya saya hanya sedang merindukan sesuatu yang mampu membelai hati saya. Hati saya yang sudah terlalu lama tidak mendpatkan sentuhan itu ternyata benar-benar kering, sehingga ketika diberikan sedikit belaian nasihat, langsung luluh, karena seperti seekor ikan yang baru pertama kali mendapatkan air.
Saya benar-benar merindukan semua itu. kalimat-kalimat indah para sahabat yang baik, nasihat-nasihat yang mendorong saya untuk menjadi lebih baik. yang datang dengan senyum meski yang datang ituun memiliki persoalan pribadi yang tidak ringan, namun mereka datang dengan wajah yang cerah.
Awalnya saya mengira bahwa betapa hayna diri saya sendiri yang banyak menghadapi persoalan, sedangkan orang-orang yang datang memberi perhatian kepada saya hanyalah orang-orang yang memilki kepentingan saja. Sehingga ketika ada yang datang untuk memotivasi diri saya, saya beranggapan bahwa itu semua tidaklah tulus melainkan ada maunya dibalik nasihat atau pujian tersebut.
Tapi kemudian saya sadar, setelah saya mengetahui ternyata sebagian besar orang-orang yangmemotivasi saya itu adalah orang yagn sedng menghadapi persoalan yang amat besar. Ketika saya kehilangan semangat untuk kuliah, datang seorang sahabat memberikan motivasi kepada saya. Dia selalu mengatakan bahwa dia merindukan kehadiran saya, merindukan senyum-senyum saya dulu. Bahkan dia rela datang ketempat saya yang jauh dari tempat tinggalnya hanya untuk meberikan saya motivasi. Awalnya itu mungkin cukup luar biasa jika dikatakan semua itu ada maunya, pasti semua orang akan bilang bahwa sahabat ini cukup kreatif dan berjuang keras untuk meraih kepentingannya. Tapi kemudian saya berpikir, kepentingan apa yang ia harapkan dari saya. Saya bukanlah orang yang terlalu baik bagi teman-teman saya. Dan selalu menganggap pemberian orang lain itu hanyalah sesuatu yang wajar saja meskipun sahabat saya itu bersusah-susah untuk itu.
Yang menjadi persoalan adalah bahwa ternyata orang yang selalu datang memberi motivasi ini adalah orang yang harusnya saya motivasi, karena dia memilki banyak persoala yang lebih besar dari saya. Saat kuliah kadang hutang asrama mencekik leher, belum lagi makan sehari-hari, dan harus kekampus serta mengerjakan tugas-tugas yang harus diprint berpuluh-puluh lembar. Belum lagi biaya spp yang mahal. Serta amanah-amanah organisasi temapt ia mengasah kemampuan dalam koordinasi agenda. Banyak.
Bagi saya itu adalah sesuatu yang melebihi malaikat jika dalam kondisi seperti itu seorang manusia masih menyempatkan diri untuk datang kerumah sahabatnya yang tidak bersemangant utnuk kuliah lagi, yang mungkin hanya karena jenuh, atau stress dengan tugas saja. Jika ini dilihat lagi, manusia macam apa yang mampu melakukan hal ini, kalau bukan manusia yang memilki jiwa kasih sayang yang sangat tinggi. yang hatinya telah ikhlas kepada Allah dalam melakukan kebaikan. Semoga Allah menjaga hatinya. Smoga Allah menjaga hatinya.

No comments:

Post a Comment