BISMILLAH.
Pesan untuk para pembaca tulisan ini
adalah bahwa setiap orang memiliki pengalaman batin tersendiri.
Semuanya memiliki rasa cinta meski barangkali terkadang anda melihat
mereka banyak melakukan kenakalan kenakalan kecil. Sering kita
melihat kok bisa sahabat semasa kecil kita dulu kini bisa masuk
kedalam pergaulan yang menurut kita cukup gelap dan menggelapkan
hatinya, padahal dulu dia adalah orang yang baik-baik. atau mungkin
kita sendiri, yang tanpa kita sadar kini sedang berada dilingkungan
yang menggelapkan diri kita.
Ketahuilah wahai saudaraku. Semua
pengalaman yang membuat air mata anda pernah mengalir itu
sesungguhnya adalah pintu-pintu Allah yang diberikan kepada kita,
hanya sering kita melalaikan pintu yang Allah berikan kepada kita.
Allah itu sangat menyayangi kita, tapi kita sendiri yang merasa bisa
melakukan semua dengan sendiri. seperti kita yang menganggap ibu kita
terlalu banyak megurusi urusan kita, padahal ia sangat menyayangi
kita, hingga suatu saat nanti ibu kita dipanggil Allah, maka barulah
kita sadar, betapa hati kita sangat rapuh tanpa sesosok ibu atau
orang-orang yang ada disekitar kita yang dulu perhatiannya kita
abaikan.
Saya sendiri heran, mengapa saya dulu
begitu sangat jahat kepada diri saya, bahkan saat inipun saya masih
saja terbelenggu dalam dosa-dosa. Tapi disisi lain saya masih
dikaruniai Allah sebuah rasa. Rasa mencintai, mengasihi sesame, masih
inagin membantu sesama.
Betapa dulu saya merasakan keanehan,
bahwa mengapa ketika datang penceramah yang membawakan dzikir dengan
khusuknya hingga membuat saya menangis, teman-teman saya menangis,
semuanya menangis dalam satu ruangan , ketika diberikan nasihat
nasihat. Padahal itu adalah nasihat yang sering saya dengar di tv
atau diradio, tapi kenapa jika disampaikan langsung seperti itu
barulah terasa dihati apa yang iangin disampaikan oleh sang
penceramah.
Para sahabat saya kemudian tertawa
setelah mengingat kejadian tersebut. Mereka berkata, kalian ini
pernah menangis ketika dinasiharti dulu, tapi kini seperti orang yang
tak kenal tuhan saja perilaku kalian.
Saya sendiri heran dengan hal tersebut.
Kemudian saya mencari-cari apa penyebab itu semua bisa terjadi,
dimana ketika dinasihati kita mudah luluh hati, namun ketika terlepas
dari suasana tersebu, kita seperti kembali kejalan yang lama, yang
penuh kegelapan.
Ternyata jika melihat kedalam hati
saya, disaat kondisi yang sama terulang berkali-kali terhadap diri
saya, maka saya menyimpulkan bahwa sebenarnya saya hanya sedang
merindukan sesuatu yang mampu membelai hati saya. Hati saya yang
sudah terlalu lama tidak mendpatkan sentuhan itu ternyata benar-benar
kering, sehingga ketika diberikan sedikit belaian nasihat, langsung
luluh, karena seperti seekor ikan yang baru pertama kali mendapatkan
air.
Saya benar-benar merindukan semua itu.
kalimat-kalimat indah para sahabat yang baik, nasihat-nasihat yang
mendorong saya untuk menjadi lebih baik. yang datang dengan senyum
meski yang datang ituun memiliki persoalan pribadi yang tidak ringan,
namun mereka datang dengan wajah yang cerah.
Awalnya saya mengira bahwa betapa hayna
diri saya sendiri yang banyak menghadapi persoalan, sedangkan
orang-orang yang datang memberi perhatian kepada saya hanyalah
orang-orang yang memilki kepentingan saja. Sehingga ketika ada yang
datang untuk memotivasi diri saya, saya beranggapan bahwa itu semua
tidaklah tulus melainkan ada maunya dibalik nasihat atau pujian
tersebut.
Tapi kemudian saya sadar, setelah saya
mengetahui ternyata sebagian besar orang-orang yangmemotivasi saya
itu adalah orang yagn sedng menghadapi persoalan yang amat besar.
Ketika saya kehilangan semangat untuk kuliah, datang seorang sahabat
memberikan motivasi kepada saya. Dia selalu mengatakan bahwa dia
merindukan kehadiran saya, merindukan senyum-senyum saya dulu. Bahkan
dia rela datang ketempat saya yang jauh dari tempat tinggalnya hanya
untuk meberikan saya motivasi. Awalnya itu mungkin cukup luar biasa
jika dikatakan semua itu ada maunya, pasti semua orang akan bilang
bahwa sahabat ini cukup kreatif dan berjuang keras untuk meraih
kepentingannya. Tapi kemudian saya berpikir, kepentingan apa yang ia
harapkan dari saya. Saya bukanlah orang yang terlalu baik bagi
teman-teman saya. Dan selalu menganggap pemberian orang lain itu
hanyalah sesuatu yang wajar saja meskipun sahabat saya itu
bersusah-susah untuk itu.
Yang menjadi persoalan adalah bahwa
ternyata orang yang selalu datang memberi motivasi ini adalah orang
yang harusnya saya motivasi, karena dia memilki banyak persoala yang
lebih besar dari saya. Saat kuliah kadang hutang asrama mencekik
leher, belum lagi makan sehari-hari, dan harus kekampus serta
mengerjakan tugas-tugas yang harus diprint berpuluh-puluh lembar.
Belum lagi biaya spp yang mahal. Serta amanah-amanah organisasi
temapt ia mengasah kemampuan dalam koordinasi agenda. Banyak.
Bagi saya itu adalah sesuatu yang
melebihi malaikat jika dalam kondisi seperti itu seorang manusia
masih menyempatkan diri untuk datang kerumah sahabatnya yang tidak
bersemangant utnuk kuliah lagi, yang mungkin hanya karena jenuh, atau
stress dengan tugas saja. Jika ini dilihat lagi, manusia macam apa
yang mampu melakukan hal ini, kalau bukan manusia yang memilki jiwa
kasih sayang yang sangat tinggi. yang hatinya telah ikhlas kepada
Allah dalam melakukan kebaikan. Semoga Allah menjaga hatinya. Smoga
Allah menjaga hatinya.
No comments:
Post a Comment